
File Twitter menunjukkan bagaimana perusahaan media sosial tidak ragu untuk bekerja sama dengan pemerintah dan membantu mereka menyebarkan propaganda negara untuk membentuk opini publik.
Peran platform media sosial dalam perang psikologis selalu menjadi kontroversi. Apa itu perang psikologis? Apa peran Twitter sebagai mesin propaganda AS? Baca terus untuk jawaban dan wawasan.
– Apa itu perang psikologis?
Perang psikologis adalah taktik yang mencakup penggunaan propaganda untuk melemahkan semangat dan mengintimidasi lawan tanpa menggunakan kekuatan fisik.
Ini juga digunakan sebagai strategi untuk memanipulasi media dan menyebabkan perubahan perilaku manusia.
Negara sering menerapkan perang psikologis dalam politik untuk membenarkan kebijakan dan mempengaruhi opini.
Cara-cara seperti itu juga dapat menyebabkan tekanan psychological pada lawan dengan mengobarkan kecemasan, ketakutan, dan kepanikan, yang mengarah pada erosi kepercayaan diri mereka.
Saat ini, perang laut dan pertempuran darat juga didukung oleh perang psikologis, yang dapat digambarkan di wilayah pendudukan sebagai proses sistematis untuk mempengaruhi opini masyarakat dan tindakan rakyat.
Baik media tradisional maupun media sosial menjadi aktor utama dalam perang psikologis.
– Apa peran Twitter dalam perang psikologis?
Manajemen persepsi publik melalui platform media sosial seperti Twitter, Fb, dan Instagram adalah bagian penting dari perangkat perang psikologis trendy.
Khususnya di Twitter, akun palsu diketahui dibuat dengan tujuan untuk mempengaruhi keyakinan dan pendapat pengguna.
Sejak pengambilalihan platform oleh Elon Musk tahun lalu, berbagai pengungkapan telah menunjukkan bagaimana Twitter menjadi media untuk melakukan perang psikologis.
File-file yang diungkapkan oleh beberapa jurnalis seperti Matt Taibbi, Bari Weiss, dan Michael Shellenberger, membuktikan bahwa Twitter bekerja sama dengan militer AS.
File inside juga mengungkapkan bagaimana Twitter membatasi visibilitas beberapa akun, serta proses pelarangan akun mantan Presiden AS Donald Trump. Militer AS juga melakukan kampanye untuk memperkuat propagandanya di Twitter.
Recordsdata juga menjelaskan bagaimana pejabat Twitter sebelumnya bekerja sama dengan FBI, Pentagon, dan CIA untuk menerapkan langkah-langkah penyensoran.
– Apakah Twitter membantu AS dengan kampanye propagandanya di Timur Tengah?
File Twitter menjadi berita utama di seluruh dunia. Itu termasuk dokumen yang dirilis oleh jurnalis independen Lee Fang yang menunjukkan bagaimana raksasa media sosial itu membantu pejabat intelijen AS dalam kampanye propaganda on-line rahasia mereka.
Fang mengatakan bahwa meskipun Twitter mengklaim tidak mengizinkan operasi propaganda yang didukung AS, perusahaan tersebut tidak mencegah aktivitas Komando Pusat AS (CENTCOM), meskipun mengetahuinya.
Twitter memberikan persetujuannya terhadap akun yang dibuat oleh CENTCOM yang bertujuan untuk membentuk opini dan melakukan perang psikologis di beberapa negara Timur Tengah.
Kebijakan sensor ini sudah ada sejak lima tahun lalu, ketika beberapa akun dihapus dari situs karena bertentangan dengan kepentingan AS di Timur Tengah.
Twitter juga bekerja sama dengan Pentagon untuk menjalankan aktivitas propaganda militer AS di wilayah tersebut.
Beberapa akun yang didukung negara, sementara itu, masuk daftar putih, mencegahnya ditangguhkan.
Fang juga mencatat bahwa Twitter tidak melarang akun tersebut meskipun mengetahui jaringan besar akun palsu dan profil propaganda rahasia Departemen Pertahanan AS.
Atas permintaan pemerintah AS, akun-akun propaganda tersebut diberi hak istimewa verifikasi, yang merupakan perlindungan oleh perusahaan.
Pengungkapan baru kemungkinan akan terus mengalir dari Twitter dalam beberapa hari mendatang.
Mempertimbangkan peran Twitter dalam gerakan sosial dan dampaknya terhadap perang psikologis, dapat dikatakan bahwa legitimasi platform media sosial akan semakin dipertanyakan.
* Penulis adalah kepala departemen desain komunikasi visible di Universitas Marmara